Manusia dan Kebudayaan


Manusia dan Kebudayaan

A.    Pengertian dan Unsur-Unsur Manusia

            Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens (Latin) yang berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Atau dapat disebut  secara biologis homo sapiens (manusia paling cerdas). Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks, serta merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dikatakan material, karena kita memerlukan makanan, tempat tinggal (penghidupan), dan pakaian untuk hidup. Sedangkan dikatakan spiritual, karena manusia harus menjalin hubungan yang erat dengan Sang Pencipta, karena kita pun diciptakan serupa olehnya.

            Berikut adalah pengertian-pengertian sejenis mengenai manusia yang dikemukakan oleh para ahli :

·         NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

·         ABINENO J. I
Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana".

·         UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

·         ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.

            Mengapa manusia diciptakan? Karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk memuliakan Tuhan. Dan manusia itu sendiri memiliki kuasa di bumi untuk memanfaatkan, menata, dan melestarikan ciptaan lainnya.   

            Manusia sebenarnya adalah unik dan khas dibanding dengan makhluk hidup lainnya, dikarenakan manusia memiliki tiga kemampuan mulia, yakni :

a.       Kemampuan Berakal Budi : Dengan akal budinya, manusia dapat mengerti dan menyadari dirinya dan dunia sekitarnya, dapat mengembangkan hubungan yang khas antarmanusia dan dapat membuat kemajuan. Berbeda dengan hewan yang tidak dapat melakukan hal seperti itu.

b.      Kemampuan Berkehendak Bebas : Dengan kehendak bebasnya, manusia dapat bertindak, yaitu melakukan sesuatu dengan sengaja dan bertanggung jawab. Ia dapat melakukan tindakan-tindakan moral.

c.       Kemampuan Berperasaan (Hati Nurani) : Dengan hati nurani, manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik dalam kehidupan kita sehari-hari.

Serta memiliki tiga unsur utama, yakni :

a.       Tubuh adalah unsur lahiriah manusia, unsur daging yang dapat digunakan oleh panca indera (dilihat, didengar, disentuh, dan sebagainya).

b.      Jiwa adalah unsur batiniah manusia yang tidak dapat dilihat. Jiwa manusia meliputi beberapa unsur, pikiran, emosi (perasaaan) dan kehendak. Dengan pikirannya, manusia dapat berpikir, Dengan perasaannya manusia dapat mengasihi dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.

c.       Roh adalah prinsip kehidupan manusia. Roh adalah nafas yang dihembuskan oleh Allah ke dalam manusia dan kembali kepada Allah, kesatuan spiritual dalam manusia. Roh adalah sifat alami manusia yang immaterial (tidak berwujud fisik) yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Allah, yang juga adalah Roh.


B.     Hubungan Manusia dengan Budaya

            Oleh karena manusia beragam dari individu lainnya, baik dari kepribadian, ideologi, dan penampilan, maka terbentuklah masyarakat, lalu terbentuklah peradaban. Dan dari situlah terbentuklah cara tersendiri pada manusia untuk mengelola kehidupan dan alam sekitar nya. Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan adalah ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia.

            Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:

a.       Penganut kebudayaan
b.      Pembawa kebudayaan
c.       Manipulator kebudayaan
d.      Pencipta kebudayaan

            Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh, ketika manusia menciptakan kebudayaan, dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.

C.    Pengertian dan Unsur Kebudayaan

            Kebudayaan Berasal Dari Kata Sansekerta “BUDDHAYAH “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “BUDDHI” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”.

            Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.

1.    Sistem  Religi  (sistem  kepercayaan).

Merupakan   produk   manusia   sebagai  homo   religieus.   Manusia   yang  memiliki kecerdasan  pikiran  dan perasaan  luhur, tanggap  bahwa di atas kekuatan  dirinya  terdapat kekuatan  lain yang maha besar. Karena itu manusia  takut, sehingga  menyembahnya   dan lahirlah  kepercayaan   yang  sekarang  menjadi  agama.

2.     Sistem  organisasi  kemasyarakatan.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan  dimana manusia bekerja  sama  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  hidupnya.

3.    Sistem  pengetahuan.

Merupakan   produk  manusia  sebagai  homo  sapiens.  Pengetahuan   dapat  diperoleh dari pemikiran  sendiri, disamping  itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan  manusia mengingat-    ingat apa yang telah diketahui  kemudian  menyampaikannya   kepada  orang lain melalui bahasa. menyebabkan  pengetahuan  menyebar  luas. Lebih-lebih  bila pengetahuan  itu dibukukan,  maka penyebarannya  dapat dilakukan  dari satu generasi  ke generasi  berikutnya.

4.     Sistem  mata  pencaharian  hidup  dan  sistem-sistem  ekonomi.

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia  secara  umum  terus  meningkat,

5.     Sistem  Teknologi  dan  Peralatan.

Merupakan  produk dari manusia  sebagai homo faber. Bersumber  dari pemikirarmya yang  eerdas   dan  dibantu   dengan  tangannya   yang  dapat  memegang   sesuatu   dengan erat,manusia  dapat membuat  dan mempergunakan  alat. Dengan alat-alat ciptaannya  itulah manusia  dapat  lebih mampu  meneukupi    kebutuhannya  daripada  binatang

6.     Bahasa.

Merupakan   produk  dari  manusia  sebagai  homo  longuens.  Bahasa  manusia  pada mulanya  diwujudkan  dalam  bentuk tanda  (kode) yang kemudian  disempumakan   dalam bentuk  bahasa  lisan,  dan  akhimya  menjadi  bentuk  bahasa  tulisan.

7.     Kesenian.

Merupakan   hasil  dari  manusia  sebagai  homo  aestetieus.   Setelah  manusia   dapat mencukupi  kebutuhan  fisiknya, maka dibutuhkan  kebutuhan  psikisnya  untuk dipuaskan. Manusia  bukan  lagi semata-mata  memenuhi  kebutuhan  isi perut saja, mereka juga  perlu pandangan  mata  yang indah, suara yang merdu,  yang semuanya  dapat  dipenuhi  melalui kesenian.

D.    Macam Kebudayaan

            Dari penjelasan diatas, saya akan mencoba memberi contoh pengaplikasian kebudayaan saya sendiri, yaitu Jawa Timur.

1.      Suku Bangsa

Nomor
Suku Bangsa
Jumlah
Konsentrasi
1
27.344.974
78,68%
2
6.281.058
18,07%
3
297.373
0,86%
4
190.968
0,55%
5
60.703
0,17%
6
39.945
0,11%
7
33.886
0,10%
8
22.747
0,07%
9
16.313
0,05%
10
15.397
0,04%
11
7.151
0,02%
12
5.670
0,02%
13
689
0,00%
14
Lain-lain
439.527
1,26%




2.      Rumah Adat



Rumah adat joglo adalah salah satu rumah adat yang dimiliki oleh daerah Jawa Timur. Rumah adat joglo di Jawa Timur banyak ditemukan di daerah Ponorogo.

Kebanyakan rumah joglo yang terdapat di Ponorogo adah rumah adat joglo yang memiliki dua ruangan yaitu :

·         Ruang depan (pendopo) yang difungsikana sebagai :
-          tempat menerima tamu balai pertemuan (karena awalnya hanya dimiliki oleh bangsawan dan kepala desa)
-          tempat untuk mengadakan upacara – upacara adat

·         Ruang belakang yang terdiri dari :
-          kamar – kamar
-          dapur (pawon)

·         Sedangkan ruang utama atau ruang induk pada rumah joglo dibagi menjadi 3 ruangan, yaitu :

-          sentong kiwo (kamar kiri)
-          sentong tengan (kamar tengah)
-          sentong tangen (kamar kanan)

3.      Senjata Tradisional



            Bagi masyarakat Madura, Celurit tak dapat dipisahkan dari budaya dan tradisi mereka hingga saat ini. Senjata tradisional ini memiliki bilahnya berbentuk melengkung bentuk bilah inilah yang menjadi ciri khasnya. Celurit menjadi senjata khas suku Madura yang biasa digunakan sebagai senjata carok.

            Senjata ini melegenda sebagai senjata yang biasa digunakan oleh tokoh bernama Sakera. Masyarakat Madura biasanya memasukkan khodam, sejenis makhluk gaib yang menempati suatu benda, ke dalam celurit dengan cara merapalkan doa-doa sebelum carok. Walaupun demikian, pada dasarnya fungsi utama senjata ini merupakan salahsatu dari alat pertanian.

            Celurit diyakini berasal dari legenda Sakera, seorang mandor tebu dari Pasuruan yang menjadi salah satu tokoh perlawanan terhadap penjajahan belanda pada abad 18 M. Ia dikenal tak pernah meninggalkan celurit dan selalu membawa/mengenakannya dalam aktivitas sehari-hari, dimana saat itu digunakan sebagai alat pertanian/perkebunan. Ia berasal dari kalangan santri dan seorang muslim yang taat menjalankan ajaran agama Islam.

            Sakera melakukan perlawanan atas penidasan penjajah. Setelah ia tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur. Ia kemudia dimakamkan di Kota Bangil. Atau tepatnya di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil.

            Tindakan penjajah tersebut memimbulkan kemarahan orang-orang Madura sehingga timbul keberanian melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan senjata andalan meraka adalah celurit. Oleh karena itu, celurit mulai beralih fungsi menjadi simbol perlawanan, simbol harga diri serta strata sosial.

4.      Bahasa
            Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Dialek Bahasa Jawa timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik, dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa Dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa walikan atau osob kiwalan.

5.      Alat Musik

a.       Gamelan



            Alat musik tradisional yang bisa dinilai sebagai alat musik yang paling populer di tanah jawa ini adalah jenis alat musik pukul. Memiliki bagian bawah seperti bak yang terbuat dari kayu yang diatasnya disusunlah beberapa lempengan besi yang digantung dengan penyangga sehingga menghasilkan bunyi ketika dipukul. Alat musik gamelan ini memiliki tangga nada yang lengkap. Nada setiap lempengan dibuat berbeda-beda dengan cara membedakan panjangan potongan tiap-tiap lempengan besi tersebut. Alat pemukulnya biasanya juga dibuat dari kayu dengan bagian ujung dibuat lebih besar dan bundar.

b.      Terompet Reog



            Alat musik yang berasal dari ponorogo jawa timur ini , seringkali digunakan untuk mengiringi  pertunjukan Reog ponorogo, alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup (aerofon) ini,bentuknya menyerupai Terompet tradisional, ditiup untuk memanggil arwah Reog.

c.       Bonang



            Sejeni gamelan Jawa, Alat musik bonang disini ada 2, Bonang Barung yang berukuran sedang , mempunyai oktaf  tengah hingga tinggi , Bonang sendiri merupakan musik yang menghasilkan nada-nada untuk menuntun Intrumen-instrumen lainnya, bonang barung dimainkan sebagai pembuka gendhing , atau sebagai penuntun alur gendhing yang dinainkan, sementara Bonang Penerus berfungsi untuk saling menjalin pola-pola instrumen dengan bonang barung.

6.      Agama

            Mayoritas suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian kecil lainnya menganut agama Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam. Sedangkan mayoritas Suku Tengger menganut agama Hindu.

            Orang Tionghoa umumnya menganut agama Buddha, Kristen, Katolik, Konghucu dan sebagian kecil menganut Islam, bahkan Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa, dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng.

7.      Kesenian Tari

a.       Drama Tari Wayang Topeng
            Berkembang di daerah malang tepatnya didaerah Jabung, Jatiguri, Banjarsari, Kedungmonggo. Drama tari wayang topeng pada  umumnya menggelar cerita tentang Panji. Didaerah Madura terdapat wayang topeng yang disebut dengan  Topeng Dalang dengan cerita Mahabarata. Didaerah Situbondo tepatnya di Kraksaan dan Panarukan  dikenal dengan nama wayang Kerteh, nama ini disesuaikan dengan nama dalang wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu Kartosuwignyo.

b.      Tari gandrung Banyuwangi
            Tarian ini merupakan jenis tari pergaulan sejenis tayub. Gerak dasar tari gandrung ini merupakan perkembangan dari tari sakral yang disebut Seblang.
Tari gandrung ini terdiri dari 3 bagian, diantaranya :
1.         Jejer, berisi ucapan selamat datang untuk para tamu.
2.         Gandrung, Secara bergantian tukang gedog atau tukang mengatur giliran menari, mempersilahkan para tamu untuk menari dengan penari gandrung.
3.         Seblang, Ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa

c.       Tari Jaranan Buto
            Tari ini berkembang didaerah Banyuwangi dan Blitar, Tari jaranan buto ini dipertunjukkan pada Upacara iring-iringan pengantin dan khitanan. Tarian ini serupa dengan tari Jaranan Kepang tetapi kuda-kudanya menggambarkan binatang yang berkepala Raksasa.

d.      Tari Reog Kendang
            Tari ini disebut juga dengan Reog Tulungagung, Karen berkembang didaerah Tuliunggagung dan sekitarnya. Konon tarian ini melukiskan tentang iringan – iringan prajurit kediri ketika hendak menjebak raksasan di kawah gunung Kemput, Kisah tarian ini erat hubungannya dengan legenda terjadinya kota Kediri. Versi lain menyebutkan bahwa tarian ini diilhami oleh permainan gendang prajurit bugis dalam salah satu kesatuan laskar trunojoyo, Alat yang digunakan adalah Tam-Tam  (kendang kecil yang digendong)

e.       Tari Reog Ponorogo
            Merupakan tarian khas kota Ponorogo, Pada tarian ini terdiri dari pemain kuda kepang, Penari dhadak merak, bujang ganong, klana sewandono, thetek melek, penthul dan tembem serta celengan. Tarian ini  diangkat dari cerita panji yangberkisah tentang perjalanan Raden Klana Sewandono meminang putri kediri yang dalam perjalanannya harus berperang dengan  singobarong dengan burung merak diatasnya.

f.       Tari Glipang
            Tari ini berkembang dikalangan masyarakat Mandalungan, Gerak Tarinya kebanyakan mengambil unsur-unsur silat dengan gerakan keras tetapi penuh humor, Penggambaran tarian ini yaitu tentang pemuda-pemuda yang sedang berlatih olah keprajuritan

g.      Tari Gembu /Gambuh
            Tarian ini menggambarkan prajurit yang berlatih perang dengan berbekal senjata keris dan perisai kecil. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan para raja di daerah Sumenep.

h.      Tari Remo
            Tari ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk. Jenis tarinya ada 2 yaitu remo gaya putra dan remo gaya putri.
Disaat menari, penarinya sambil menari juga diselingi dengan nyanyi ( ngidung) yang berisi pantun dengan iringan gendhing jula-juli surabayang diteruskan dengan tropongan, ada juga yang dilanjutkan dengan Krucilan atau bahkan ditambah dengan nyanyi gendhing-gendhing kreasi baru. Dalam perkembangannya tari remo dapat berdiri sendiri sebagai tari lepas.
Tokoh-tokoh peanri Remo yang masih terkenal hingga saat ini adalah : Munalifattah  dari Sidoarjo, Bollet dari Jombang, Markaban dari Surabaya.

i.        Tari Beskalan
            Suatu bentuk tari gaya putri yang dipertunjukkan sebagai acara kedua setelah tarian pembukaan. Dasar tari terdiri dari rangkaian ragam gerak yang disebut Solah disusun dengan gerak penghubung tertentu yang disebut Sendi. Didalam menari tari beskalan ini kadang-kadang penarinya juga menyanyikan lagu-lagu daerah setempat. Tari putri yang bercorak demikian ternyata masih merata diseluruh jawatimur, dimana tarian ini berfungsi sebagai tari penghormatan kepada para tamu.

8.      Pakaian Adat


                                                            Pakaian Adat Jawa Timur


                                                                Pakaian Adat Madura

9.      Lagu Tradisional

Cublak-Cublak Suweng

Cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter
Mambu ketudhung gudhel
Pak Gempong lera lere
Sapa ngguyu ndelikake
Sir sir pong dele gosong
Sir sir pong dele gosong

Rek Ayo Rek

Rek ayo rek mlaku mlaku nang tunjungan
Rek ayo rek rame rame bebarengan
Mangan tahu jadhi campur nganggo timun
Malam minggu gak apik dhigawa nglamun
Ngalor ngidur liwat took numpak motor
Masih untung nyenggal nyenggol ati lega
Sapa ngerti nasib awak lagi mujur
Kenal anak e sing dodol rujak cingur
Ja dhipikir kon padha gak duwe sangu
ja dhipikir angger padha gelem melu aku
cah ayo cah sapa gelem melu aku
cah ayo cah golek kenalan cah ayu

Jamuran

Jamuran ya ge ge thok
Jamu apa ya ge ge thok
Jamur gajih mberjijih sak ara-ara
Semprat-semprit Jamur apa

Lindri

Lindri adang telung kati lawuhe semayi
Adhitutul a mak telep lep
A dhiemplok plok a mak telep
Pacak gulu cingkring adhuh yayi sendal pancing
Adhuh dhangkrek krek adhuh dhangkrek krek

10.  Makanan Khas

1.      Rawon


            Rawon merupakan makanan berupa sup daging kuah hitam. Kuah hitam berasal dari kluwak dan daging yang digunakan adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil. Bumbu merupakan campuran dari bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, serai, kunir, lombok, kluwek, garam, serta minyak nabati. Rawon umumnya disajikan bersama nasi dan dilengkapi dengan tauge, daun bawang, kerupuk, dan sambal.

2.      Tahu Campur

            Makanan yang terkenal dari Lamongan ini terdiri dari tahu goreng, perkedel singkong, tauge, mi kuning, selada, dan daging sapi kenyal. Dilengkapi dengan petis, bawang goreng, dan sambal.

3.      Rujak Cingur

            Rujak cingur merupakan makanan tradisional dari Surabaya. Makanan ini terdiri dari irisan buah seperti ketimun, mangga muda, bengkoang, nanas, kedondong, dan sayur-sayuran seperti tauge, kangkung, kacang panjang serta ditambah dengan lontong, tahu, tempe, bendoyo, dan cingur. Semua bahan tadi dicampur dengan petis dengan cara diuleg. Bagi yang tidak tahu apa itu cingur, cingur merupakan kata dalam bahasa Jawa yang artinya mulut, merujuk pada irisan moncong atau mulut sapi yang dicampurkan. Hal itulah yang membedakan rujak cingur dengan rujak biasa (tanpa menggunakan cingur). Adanya berbagai buah dan petis membuat rasa rujak cingur menjadi campur aduk antara asam, manis, dan pedas.

4.      Lontong Balap

            Selain rujak cingur, lontong balap merupakan ikon kuliner Surabaya. Asal mula nama lontong balap bermula ketika makanan ini masih dijual dalam gentong-gentong yang cukup berat. Hal ini membuat penjual harus berjalan cepat-cepat sehingga terkesan balapan. Makanan ini terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap, sambal, dan petis.

5.      Tahu Tek

            Tahu tek terdiri atas tahu goreng, kentang goreng, tauge, irisan ketimun dan kerupuk.Tahu dan kentang goreng dipotong kecil-kecil kemudian diberi bumbu yang terbuat dari petis, air, kacang tanah, cabe dan bawang putih. Makanan khas Surabaya ini dinamakan tahu tek karena gunting yang digunakan untuk memotong tahu, kentang, telur berbunyi tek..tek..tek.

6.   Gado-Gado

            Bahan-bahan untuk membuat gado-gado adalah lontong, kentang, mentimun, telur, tahu, dan tauge. Semua bahan lalu dicampur dengan bumbu kacang yang rasanya manis. Tak lupa sambal, emping, dan kerupuk udang ikut menemani. Tetapi gado-gado versi Jakarta lontong diganti nasi dan bumbunya tidak manis tetapi cenderung pedas.


Daftar Pustaka :
























             







Jiguja

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

1 komentar: